Aku percaya, ada suatu masa di dalam siklus kehidupan seorang manusia dimana Ia, entah mengapa, mendapati cairan kelenjar air matanya meluap tanpa ada alasan yang jelas. Hanya ada dua hipotesis yang bisa dipilih. Pertama, terlalu banyak benang ruwet yang menghambat pasokan akal sehat dan suara hati nuraninya sehingga otak mengalami titik jenuh dan secara otomatis mengirimkan sinyal SOS kepada kelenjar air mata. Kedua, Ia gila. Aku pilih opsi pertama. Tentu saja. Kuluapkan semua bersama dengan rintik-rintik hujan yang jatuh mengenai jalanan Jogja yang kusam. Lega . Sama halnya dengan rintik hujan yang menyapu air mata, semoga 'suatu masa' ini menyapu segala kegelisahan dan membuatku menjadi lebih tegar . Aamiin. Jumat, 17/05/2013 di Kamar No. 8 yang segera kutinggalkan.
This is a letter as a remembrance for my future self. For those who think this letter is ridiculous, don't bother to read it and with my pleasure, you may leave this page. Hello the future Sembadra, you should remember that you've been contributing in an activity, which is so awesome and you want to join it over and over again, called Kuliah Kerja Nyata (KKN). For those who don't know what exactly KKN is and if the future Sembadra, somehow, forgets about it, it's community service and development in other words. This activity make undergrad students getting involve in society's problems and with their skill gained in university, they should help the society to solve them. So the future Sembadra, let me explain you about your KKN. It took place in Kecamatan Larangan. Hmm, sounds weird huh? It's in Kabupaten Brebes, in Central Java. The condition of this place is so dusty with strong wind, and everywhere is red onion fields and damaged roads. And not to be forgo...
A self reminder. Written by Sembadra Monday, 8 June 2020, 22:36 Ketika kita lebih tua dari orang lain yang lebih muda, it doesn’t mean kita boleh berperilaku sesuka kita tanpa menghargai dan memerdulikan perasaan mereka just because we’re older than them. Hargai mereka because they’re just living their life walau mungkin memiliki metode yang berbeda dari kita dalam menjalani hidup. Apresiasi mereka because they’ve done their best walau mungkin terkendala dengan pengalaman dan pengetahuan yang terbatas. Maafkankah mereka because.. they’re human tho. Now I ask to myself, did I do every single thing in my life precisely and no mistakes? If the answer is ‘no’, and always be ‘no’, then I have no right to force them to be right, no mistakes, at the first time they do something and judge them when they do any mistakes. Don’t be so judgmental karena kita bukan malaikat raqib dan atid yang selama 24 jam melihat segala perbuatan mereka. We never know what story they never ...
Comments
Post a Comment